Demam adalah suatu respon tubuh terhadap adanya infeksi atau keadaan tidak
normal di dalam tubuh. Demam sendiri merupakan tanda dari tubuh dengan adanya
peningkatan suhu tubuh > 38 derajat celcius.
Penanganan awal pada demam bertujuan untuk meringankan rasa tidak nyaman
pada pasien. Terapi yang paling sering digunakan dimasyarakat adalah dengan
terapi pemberian penurun demam (antipiretik) seperti paracetamol dan
kompres.
Kompres merupakan suatu tindakan yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan
suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat
atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Lalu kompres apa yang sesuai?
Kompres panas atau kompres dingin?
Banyak masyarakat yang masih berpikiran pada saat terjadi demam yang harus
dilakukan adalah melakukan kompres dengan air dingin. Apakah benar kompres
dingin dapat membantu mengatasi demam?
DEMAM TERJADI KARENA...
Suhu normal tubuh orang dewasa umur 18-40 tahun
rata-rata adalah 36,8 ± 0,4°C. Tubuh mempunyai cara untuk mempertahankan
suhu badan agar tetap pada keadaan normal, dengan menyeimbangkan produksi panas
yang dihasilkan tubuh sama dengan pengeluaran panas dari tubuh. Produksi
panas dipengaruhi oleh aktivitas metabolik dan aktivitas fisik.
Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan
konveksi. Otak akan mengatur set point suhu normal tubuh ± 37° C,
dengan begitu tubuh juga akan menyesuaikan dengan kondisi tubuh dengan kondisi
lingkungan dan disesuaikan terhadap set point.
Tahapan fase demam ada 3 yaitu
1. menggigil (chill)
2. febris
(fever)
3. kemerahan
(flush)
Secara umum demam terjadi karena produksi
panas yang berlebih dibandingkan pengeluaran panas tersebut. Sehingga
penanganan demam dapat dengan mengeluarkan produksi panas seperti melebarkan pembuluh darah dengan menyeka air hangat (kompres hangat), sehingga pori-pori dikulit akan melebar dan tubuh akan mengeluarkan panas. Apabila menggunakan air dingin sebagai kompres maka akan menyebabkan pembuluh darah akan menyempit (vasokontriksi) sehingga tubuh akan lebih susah untuk mengeluarkan panas, dan akan menyebabkan tubuh merespon dengan cepat menurunkan panas secara berlebihan (hipotermia) sehingga untuk kompres demam dengan air dingin tidak disarankan penggunaanya.
LALU KOMPRES DENGAN KOMPRES DEMAM MODEREN BAGAIMANA???
Pada zaman di era yang sudah maju, banyak inovasi pembuatan sediaan farmasi yang memudahkan penggunaan obat secara praktis dan efisien. Sama halnya seperti kompres modern seperti yang banyak beredar dipasaran, dengan metode yang praktis dan gampang masyarakat dengan mudah menggunakannya. Lalu apakah sama dengan kompres tradisional? Secara inti kedua kompres ini sama, yang membedakan adalah pada kompres moderen telah diformulasikan sedemikian rupa sebagai alternative kompres yang praktis dengan menggunakan hidrogel berbasis polimer hidrofilik polivinil pirolidon (PVP). Hidrogel ini merupakan polimer yang dapat mengikat air (> 70%), sehingga dapat memindahkan panas dari tubuh ke dalam plester tersebut. Prinsip kerja hidrogel penurun demam adalah kandungan air yang ada pada hidrogel akan menyerap panas dari tubuh serta melepaskan panas tersebut. Plester penurun demam ini akan membuat pembuluh darah bagian tepi melebar, kemudian pori-pori kulit akan membuka sehingga terjadi penurunan suhu tubuh. Bagian tubuh yang bisa ditempel plester ini biasanya bagian dahi, ketiak dan bagian lipatan paha yang merupakan tempat pembuluh darah besar.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PENANGANAN DEMAM :
- Jangan arahkan AC atau kipas angin langsung menghadap tubuh pasien
- Beri cairan yang cukup seperti minum air yang cukup guna menghindari kekurangan cairan yang berlenih saat terjadinya demam.
- Makan makanan yang bergizi dan sehat guna memperbaiki sistem imun, sehingga menjaga dari serangan infeksi
- istirahat yang cukup
Daftar Pustaka :
Nurlaili Susanti, EFEKTIFITAS KOMPRES DINGIN DAN HANGAT PADA PENATALEKSANAAN DEMAM, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maliki MalangDarmawan Darwis, PENGEMBANGAN BAHAN BIOMATERIAL UNTUK PEMAKAIANDI BIDANG KESEHA TAN DENGAN TEKNIK RADIASI PENGION, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, SATAN, Jakarta
Karina Indah Permatasari, PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG, Semarang
Rafila Intiyani, KOMPRES PANAS ATAU DINGIN???, Tribun Jogya, Yogyakarta
Comments
Post a Comment